Kebun Sawit Rakyat (Petani Kecil)
4 September 2024Geostrategi untuk kedaulatan pangan
10 September 2024**Surakarta** – The 2nd International Conference of Sains Tanah (ICOSATA) 2024 merupakan konferensi internasional yang diselenggarakan oleh Jurnal Sains Tanah, Departemen Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret. ICOSATA diselenggarakan setiap dua tahun sekali. Acara diawali dengan laporan Ketua Panitia Pelaksana Dwi Priyo Ariyanto, S.P., M.Sc., Ph.D, selanjutnya Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama, Internasional, dan Informasi UNS Prof. Irwan Trinugroho, S.E., M.Sc., Ph.D menyampaikan sambutan sekaligus membuka secara resmi the 2nd International Conference of Sains Tanah (ICOSATA) 2024 pada 28 Agustus 2024. Acara ini berlangsung selama tiga hari, hingga 30 Agustus 2024. ICOSATA 2024 mengusung tema besar The Role of Soil in Overcoming the Global Environmental Crisis and Realizing Sustainable Agriculture, yang menyoroti peran tanah dalam mengatasi krisis lingkungan global serta mewujudkan pertanian berkelanjutan.
Gambar 1. Foto bersama seluruh Pembicara, Peserta, dan Panitia
Keynote speaker yang dihadirkan adalah Ketua Himpunan Ilmu Tanah Indonesia (HITI) yakni Husnain, M.P., M.Sc., Ph.D., yang diwakili oleh Sekretaris Jenderal HITI yaitu Dyah Retno Panuju, Ph.D., serta President International Union of Soil Science (IUSS) yakni Eduardo A.C. Costantini. Materi yang disampaikan oleh keynote speaker secara garis besar membahas dampak perubahan iklim terhadap ketahanan pangan serta peran ilmu tanah dalam menjaga ketahanan pangan melalui mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim. Materi yang disampaikan juga menyoroti tantangan yang dihadapi sektor pertanian akibat perubahan iklim, serta langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
Gambar 2. Penyampaian Materi oleh Sekretaris Jendral HITI, Dyah Retno Panuju, Ph.D.
Acara selanjutnya yaitu sesi plenary pertama membahas tema Soil and Water Conservation: Our History and Future Challenges, dengan moderator Prof. Mohammad Nurcholis dari Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta, yang menghadirkan pembicara Prof. Dr. Sc. Agr. Ir. Rahayu, S.P., M.P. dari Universitas Sebelas Maret, Dr. Lucrezia Caon dari FAO, dan Prof. Susilawati dari Universiti Putra Malaysia. Secara garis besar, sesi ini membahas awal mula pembentukan tanah dan tantangan ke depan dalam konservasi tanah dan air.
Gambar 3. Foto Plenary Session 1 dengan Pembicara offline Prof. Rahayu dan Prof. Susilawati, serta moderator Prof. Mohammad Nurcholis
Sesi plenary kedua berfokus pada Soil Contamination and Remediation, dengan topik mengenai jenis kontaminasi tanah dan upaya remediasi. Pembicara dalam sesi ini yaitu Prof. Dr. Tomoyuki Makino dari Tohoku University, Prof. Dr. Kotroczo Zsolt dari Hungarian University of Agriculture and Life Sciences, Prof. Kamal Uddin dari Universiti Putra Malaysia, dengan moderator Prof. Sri Nuryani Hidayah Utami dari Universitas Gadjah Mada.
Gambar 4. Foto Plenary Session 2 dengan Pembicara offline Prof. Dr. Tomoyuki Makino dan Prof. Kamal Uddin, serta moderator Prof. Sri Nuryani Hidayah Utami
Agenda berikutnya adalah pengumuman dan penyerahan Sains Tanah Awards yang disampaikan oleh Prof. Vita Ratri Cahyani sebagai Chief Editor Sains Tanah. Sains Tanah Awards terbagi ke dalam berbagai kategori, seperti the most cited paper in Google Scholar & Scopus yang diraih oleh Barlin Orlando Olivares Campos dan tim, the most cited paper in Google Scholar (Indonesian authors) yang diraih oleh Setiyo Purwanto dan tim, the most cited paper in Scopus (Indonesian authors) diraih oleh Zainal Muktamar dan tim. Selain itu, penghargaan juga diberikan kepada ICOSATA Collaborative Partners, dan SAINS TANAH Collaborative Partners yang diraih oleh International Union of Soil Science (IUSS), Food and Agriculture Organization (FAO), International Collaborative for Food Security and Sustainable Agriculture (ICFSA), Himpunan Ilmu Tanah (HITI), Association of Soil Science Departments in Indonesia (APSITI), PT. Riau Andalan Pulp and Paper (APRIL), Himpunan mitra produsen pupuk organik (HIMPO), dan Asosiasi Crop Care Indonesia.
Gambar 5. Foto Bersama Peraih Sains Tanah Awards
Selanjutnya, acara dibagi menjadi tiga agenda yang berlangsung secara bersamaan, yaitu HITI Talkshow, Journal Satellite Meetings, dan parallel session. Acara HITI Talkshow berlangsung di Emerald Grand Ballroom, Solo Paragon, dengan moderator Prof. Benito Heru Purwanto dari Universitas Gadjah Mada yang menghadirkan tiga pembicara dari generasi yang berbeda, yaitu Haekal Hamdany, S.P. dari Sekolah Alam Lembah Harau, Mochamad Zamroni, S.Si. dari Tunas Hijau Foundation, dan Dr. Edy Purwanto dari Tropenbos Indonesia. Secara garis besar, sesi ini menyoroti pendekatan holistik dari hulu ke hilir untuk mengatasi masalah lingkungan, pentingnya pengelolaan tanah yang baik untuk menjaga keseimbangan ekosistem, serta mengatasi krisis lingkungan global, juga kisah inspiratif lembaga yang konsisten berupaya mewujudkan lingkungan berkelanjutan.
Gambar 6. Foto Salah Satu Pembicara dalam HITI Talkshow, Mochamad Zamroni, S.Si.
Selain itu, pada waktu yang bersamaan di ruang Red Sapphire, Hotel Solo Paragon, berlangsung acara Journal Satellite Meeting yang melibatkan editor jurnal dari wilayah Jawa Tengah, anggota International Collaboration for Food Security and Sustainable Agriculture (ICFSA), termasuk di dalamnya hadir Prof Susilawati, dan hadir juga Prof. Budiman dari The University of Sydney. Pertemuan ini mendiskusikan berbagai isu terkait publikasi ilmiah, seperti proses editorial, strategi peningkatan kualitas jurnal, dan kolaborasi internasional. Pada saat yang sama, diselenggarakan juga parallel session sebagai wadah presentasi bagi para pemakalah yang dilakukan secara daring melalui platform Zoom Meeting.
Gambar 7. Foto Penyerahan Vendel dan Sertifikat Moderator
Hari pertama ditutup dengan gala dinner di Loji Gandrung, Surakarta, bersama dengan tamu Wali Kota Surakarta dan seluruh tamu undangan. Gala dinner dimeriahkan dengan tarian jawa Bambangan Cakil, diikuti dengan beberapa sambutan dari pejabat setempat, dan diakhiri dengan ramah tamah serta makan malam bersama.
Gambar 8. Foto bersama penari Jawa saat gala dinner di Loji Gandrung
Pada hari kedua, ICOSATA 2024 dibuka dengan parallel session dan sesi plenary bertema Artificial Intelligence and Digital Soil Mapping, dengan moderator Dr. Komariah dari Universitas Sebelas Maret. Sesi ini membahas integrasi teknologi AI dalam pemetaan tanah digital, dengan pembicara Prof. Dr. Budiman Minasny dari The University of Sydney, Assoc. Prof. Dr. Christopher Teh Boon Sung dari Universiti Putra Malaysia, Dr. Abdul Kader dari The University of the South Pacific, Dr. Keiji Jindo dari Wageningen University & Research, dan Dr. Shamsul Haque dari Charles Sturt University.
Gambar 9. Foto Plenary Session hari kedua dengan Pembicara offline Prof. Dr. Budiman Minasny, dan moderator Dr. Komariah
Gambar 10. Foto parallel session offline
Berlanjut sesi parallel dan satellite meeting yang dilakukan secara bersamaan dalam ruang terpisah. Parallel session dilaksanakan secara hybrid yang terdiri dari 5 room melalui platform zoom meeting dan 2 ruang untuk parallel offline. Agenda lainnya yaitu satellite meeting yang diikuti secara hybrid oleh ICFSA, Prof. Susilawati, Prof. Tomoyuki, Prof. Budiman, dan APSITI. Hari kedua ditutup dengan pengumuman presenter paper terbaik dari hari pertama hingga sesi terakhir di hari kedua.
Gambar 11. Foto bersama sesi satellite meeting Asosiasi Program Studi Ilmu Tanah Indonesia
Konferensi diakhiri pada hari ketiga dengan kunjungan ke Museum dan Cagar Budaya Situs Sangiran Unit Dayu dan Unit Krikilan. Sebelum keberangkatan ke Museum, tamu diajak berkeliling kampus untuk memperkenalkan kampus, khusunya Fakultas Pertanian UNS. Kemudian dilanjutkan field trip ke Museum dan Cagar Budaya Situs Sangiran Unit Dayu dan Unit Krikilan yang dipandu oleh tour guide setempat. ICOSATA 2024 tidak hanya mempertemukan ahli dari berbagai belahan dunia tetapi juga memberikan kesempatan berharga untuk berdiskusi dan bertukar pengetahuan mengenai peran tanah dalam mengatasi tantangan lingkungan dan pertanian berkelanjutan.
Gambar 12. Foto fieldtrip di Museum dan Cagar Budaya Situs Sangiran Unit Dayu dan Unit Krikilan |